Kamis, Juli 09, 2009

Bantaran Kali Krukut Dipenuhi Bangunan

JAKARTA, MP - Kepedulian warga Jakarta untuk menjaga lingkungan ternyata masih terbilang rendah. Buktinya, masih banyak warga Jakarta yang memanfaatkan bantaran kali sebagai hunian. Kondisi ini terlihat di sepanjang bantaran Kali Krukut, Petogogan, Kebayoranbaru, Jakarta Selatan.

Disamping menggunakan bantaran sebagai hunian, warga juga membangun wc di atas bantaran dan membuang kotorannya langsung ke kali sehingga membuat air kali menjadi bau. Beberapa kali kelurahan setempat telah menertibkan bangunan tersebut. Sayangnya tak lama kemudian pemiliknya kembali membangun di tempat semula.

Selain menertibkan, kelurahan setempat bersama lembaga swadaya masyarakat telah membuatkan MCK yang lebih bersih dan baik. Namun warga sekitar tidak memanfaatkannya dengan maksimal sehingga pembangunannya terkesan mubazir. warga tetap memilih membuat bangunan tambahan yang menjorok ke kali sehingga membuat lambat laun aliran kali tidak lancar.

Seperti yang dilansir situs resmi Pemprov DKI Jakarta, Kamis (9/7) pagi, bantaran kali yang telah berubah menjadi hunian dapat dilihat di Kelurahan Petogogan yang juga dilintasi Kali Krukut. Di sepanjang kali mulai dari hulu yang bersinggungan dengan Kali Nipah hingga hilir menuju daerah Tendean, tak kurang ratusan rumah telah berdiri tepat di bantaran kali. Umumnya warga menggunakan bantaran kali sebagai bagian dapur dan toilet.

Untuk menjaga agar bangunan tambahan tidak ambruk, sejumlah warga menyiasatinya dengan membuat tiang bambu di atas bangunan tersebut. Kondisi ini disamping berbahaya bagi pemilik bangunan, juga membuat kali menyempit. Bahkan, tak jarang sampah yang melintas dari hulu dan seharusnya bisa hanyut terbawa air akhirnya justru tersangkut di bambu yang sengaja ditanam hingga ke dasar kali tersebut.

"Dahulu sedikit warga yang membangun rumah di atas bantaran kali, lama-lama jadi banyak. Keberadaan mereka membuat lebar kali makin menyempit. Kondisi ini memperburuk keadaan lingkungan kita yang sekarang menjadi salah satu daerah yang paling rawan banjir. Padahal, waktu tahun 70-an saya baru tinggal di sini tidak pernah banjir," ujar Wardian, Sekretaris RW 06, Kelurahan Petogogan, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (9/7). Sebelum berdiri bangunan rumah, luas kali mencapai lima belas meter kini hanya menyisakan sekitar tujuh meter.

Terkait banyaknya bangunan di atas bantaran kali, Lurah Petogogan Rahman mengatakan, pihaknya bersama Sudin PU Air Jakarta Selatan sudah berkali-kali menertibkan bangunan tersebut. Namun, setelah ditertibkan bangunan itu didirikan kembali oleh warga. Bahkan, pihaknya menengarai jumlah bangunan semi permanen itu kini jumlahnya mencapai ratusan.

"Rata-rata mereka membuat rumah dan toilet di atas bantaran kali, dan terbanyak berada di RW 01, 02 dan 03. Untuk menyiasati agar rumah mereka tidak ambruk warga menunjangnya dengan bambu, tetapi akibatnya jadi banyak sampah yang tersangkut," sesal H Rahman.

Keberadaan bangunan itu, lanjut H Rahman, juga mengakibatkan munculnya cekungan baru di pinggir bantaran kali dan membuat air yang seharusnya langsung ke hulu, tetapi justru terparkir di cekungan tersebut. "Sampah juga akhirnya ikut-ikutan parkir di situ," jelas H Rahman sambil menunjuk cekungan tersebut.

H Rahman juga menyesalkan kepedulian warga yang rendah terhadap kebersihan lingkungan, lantaran masih adanya warga yang membuang hajat ke kali. Padahal, kelurahan sudah memfasilitasi warga dengan wc umum yang kondisinya lebih bersih dan lebih aman dari kemungkinan ambruk. "Kelurahan dibantu LSM dan USAID (lembaga bantuan dari Amerika-red) telah memfasilitasi warga dengan membuat WC umum di sini. Jadi kami harap warga bisa memanfaatkannya dengan tidak membuang hajat lagi di kali," pintanya. (mp/bjc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails