Minggu, Juli 05, 2009

Sampah Kali Ciliwung Perlu Penanganan Serius

JAKARTA, MP - Tak dapat dipungkiri, sejauh ini penanganan sampah di ibu kota masih menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Karenanya, Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, meminta kepada aparat di jajaran Pemerintah Kota Administrasi untuk melakukan pengangkutan sampah secara rutin. Sehingga, kota Jakarta tetap bersih dan indah.

Selain sampah di pemukiman, gubernur juga meminta secara khusus kepada Walikota Jakarta Selatan, Syahrul Effendi, untuk mencari terobosan baru menangani sampah di sepanjang bantaran Kali Ciliwung. Sebab, selama ini penanganan sampah di Kali Ciliwung kurang maksimal. Misalnya, hasil pengerukan sampah dari dasar kali dibiarkan begitu saja menumpuk di bantaran kali.

"Mengangkat sampah dari bantaran Kali Ciliwung yang berpuluh-puluh meter adalah masalah tersendiri. Walikota harus pikirkan solusinya, jangan menyerahkan masalah itu kepada warga. Tapi, warga juga kita minta untuk tidak mengotori Kali Ciliwung. Karena tanpa ada Kali Ciliwung tidak mungkin ada Sunda Kelapa, dan tanpa Sunda Kelapa tidak akan mungkin ada Jakarta," ujar Fauzi Bowo saat melepas tim arung sungai untuk melakukan bersih-bersih Kali Ciliwung di RT 02/08, Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Menurut Fauzi Bowo, masalah sampah di Kali Ciliwung memang tidak bisa diselesaikan sepihak, melainkan harus dilakukan secara bersama-sama. Mulai pemerintah daerah, instansi pemerintah terkait, dan masyarakat. Sehingga, penanganan sampah di Kali Ciliwung bisa dimulai dari hulu sampai ke hilir. Karena itu, dirinya juga berharap kepada Universitas Trisakti yang melakukan pendampingan kepada warga bantaran Kali Ciliwung untuk mencarikan penyelesaiannya.

"Masalah pengangkutan sampah ini, tidak hanya terjadi di Kali Ciliwung, tapi juga terjadi di Kampung Melayu yang lokasinya cukup sulit karena jaraknya 40 meter dari bawah menuju ke atas. Karena itu, harus ada opsi yang dipilih. Saya juga meminta kepada walikota dan kepala dinas (Kebersihan) untuk menyediakan tempat sampah secara berjenjang sehingga memudahkan pengambilan sampah tadi," pintanya.

Selain harus mencarikan solusi penanganan yang tepat, Fauzi Bowo juga meminta kepada warga yang tinggal di dekat bantaran kali tidak membuang sampah di kali. Sebab, jika hal itu tetap terjadi sebaik apa pun penanganannya tidak akan ada hasilnya. Karenanya, orang nomor satu di DKI Jakarta itu juga mengingatkan kepada Pengelola Balai Besar Ciliwung-Cisadane (PBBCC) untuk turut memberi pengertian kepada warga agar tidak membuang sampah di kali.

"Permasalahan di Kali Ciliwung tidak sekadar permasalahan tata air semata, tetapi juga ada masalah social engineering. Salah satunya, mengajak masyarakat yang tinggal di bantaran kali untuk lebih peduli lagi terhadap masalah sampah. Saya dengar, di Pintu Air Kalibata pengangkutan sampah bisa 15 truk sehari. Belum lagi di Pintu Air Manggarai yang bisa mencapai 15 truk. Ini pekerjaan mubazir, kalau tangan jahil manusia itu masih membuang sampah di kali," pungkasnya.(jay/Bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails