JAKARTA, MP - Kesulitan petugas sensus untuk mendata penduduk, ternyata tidak hanya terkendala faktor penolakan warga dan ketiadaan pemilik rumah karena kesibukannya sehari-hari. Beberapa rumah warga yang dijaga anjing, juga menyulitkan kinerja petugas di lapangan. Bahkan, dua petugas sensus di Jakarta Selatan telah menjadi korban akibat kebuasan anjing penjaga rumah tersebut.
Peristiwa naas yang menimpa dua petugas sensus itu terjadi saat mendata warga di Kelurahan Grogolutara, Kecamatan Kebayoranbaru, Jakarta Selatan. Kedua petugas itu bernama Syaifullah dan Ahmad Basuki. "Keduanya langsung dilarikan ke rumah sakit dan langsung mendapatkan perawatan medis. Mereka disuntik vaksin antirabies," ujar Danang Satria, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta Selatan, Rabu (12/5).
Saat kejadian, kata Danang, tujuh ekor anjing itu tidak diikat oleh pemilik rumah. Sehingga saat petugas masuk ke halaman rumah, langsung digigit oleh anjing-anjing tersebut. "Para petugas seudah diasuransikan, jadi pengobatannya masuk tanggungan asuransi. Sedangkan pemilik rumah tidak mau bertanggung jawab," sesalnya.
Hebatnya, meskipun telah digigit anjing kedua petugas masih melaksanakan tugas-tugasnya. Mereka mengalami demam akibat gigitan anjing tersebut. "Saya angkat topi dengan petugas-petugas sensus. Meskipun banyak kendala, mereka tetap bertanggung jawab dengan tugasnya," puji Danang.
Danang juga telah berkoordinasi dengan pihak kelurahan, untuk memberitahukan kepada warga yang memiliki hewan peliharaan untuk mengikatnya. Agar peristiwa serupa tidak kembali terjadi. "Kita sudah berkoordinasi dengan lurah agar mengimbau kepada warganya untuk menjaga hewan peliharaannya," ujarnya.
Terkait pelaksanaan sensus, Danang mengaku telah melisting warga sebanyak 80 persen. Hal itu dikarenakan sulitnya melakukan sensus di perumahan elite, seperti di bilangan Grogolutara dan Permatahijau. Terlebih, pada umumnya di sepuluh kecamatan yang ada di Jakarta Selatan terdapat perumahan elite yang sulit dijangkau.
“Perumahan elite di bilangan Pondokindah termasuk yang welcome terhadap sensus penduduk ini. Bahkan, warga secara swadaya memasang spanduk informasi sensus penduduk. Spanduk-spanduk itu dapat ditemui di RW 015 dan 016 Pondokindah. Animo masyarakat di lokasi itu sudah cukup baik," jelasnya.
Selain itu, untuk mengantisipasi terganggunya sensus di apartemen, jelas Danang, pihaknya juga bekerja sama dengan pengelola. Untuk mempermudah penghuni apartemen diberi kuesioner khusus yang lebih sederhana. Sehingga penghuni dapat mengisi sendiri kuesioner tersebut. "Dari 97 apartemen yang ada di Jakarta Selatan sekitar 20 persennya sudah disensus," terangnya.
Pihaknya, juga mengangendakan sensus untuk para tuna wisma seperti pemulung dan gelandangan yang dijadwalkan 15 Mei mendatang. Sekitar 20 titik akan menjadi sasaran petugas sensus di Jakarta Selatan meliputi, Tebet sekitar Stasiun KA Cawang, Stasiun KA Tebet, Stasiun KA Manggarai, Pasar Tebetbarat, Pasar PSPT, Pasar Bukitduri, dan di bawah Jembatan Ciliwung. Pasarminggu, di sekitar Stasiun KA Pasarminggu, Terminal Pasarminggu, dan terminal Ragunan. Cilandak, sekitar Terminal Lebakbulus, Pasar Pondoklabu, Pasar Mede, dan D`best. Untuk Setiabudi, di kolong Jembatan Rasuna Said. (red/*bj)
Rabu, Mei 12, 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar