JAKARTA, M86 - Sejak rencana penutupan akses Jalan Satrio, Pemprov DKI sudah menyosialisasikan kepada masyarakat terkait penutupan akses jalan tersebut yang dimulai, Selasa (12/4). Penutupan akses jalan yang dimulai pukul 06.00 tadi, pada akses jalan sepanjang 70 meter itu diprediksi akan normal kembali pada pekan depan karena pengendara mulai terbiasa dengan penutupan tersebut. Rencananya, penutupan dilakukan selama 3 bulan untuk pemasangan pondasi proyek jalan layang non tol (JLNT) Kampungmelayu-Tanahabang.
Pantauan di lokasi, pengendara roda dua maupun roda empat masih banyak yang bertanya kepada petugas mengenai jalur lain yang dapat dilewati. "Saya bisa lewat mana, Pak?" tanya Budi (25), seorang pengendara roda dua saat hendak berputar arah.
Budi mengaku belum mengetahui adanya penutupan akses jalan ini. Beberapa pengendara lainnya pun terlihat masih bingung dengan penutupan akses jalan tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, menuturkan pihaknya telah menyebarkan leaflet kepada pengendara terkait dengan penutupan akses Jalan Satrio ini. Dengan menyertakan delapan jalur alternatif yang dapat dilalui oleh pengendara. "Kita pasang lebih dari 40 rambu-rambu lalu lintas. Kita juga sudah membagikan leaflet," kata Pristono.
Dia mengakui, pada hari pertama ini memang banyak masyarakat yang masih bingung. Namun, diperkirakan dalam waktu satu minggu ke depan, masyarakat akan terbiasa dengan penutupan akses jalan ini. "Maklum karena baru satu hari, kita butuh waktu biasanya satu minggu juga sudah mengenal daerah ini. Masyarakat Jakarta itu cukup banyak jadi tidak semua tahu," ujarnya.
Selain memasang rambu-rambu lalu lintas, lanjut Pristono, pihaknya juga telah melakukan sosialisasi melalui media massa. "Sosialisasi sudah kita lakukan sejak lama, dua minggu lalu saya beri penjelasan di Balaikota. Itu sudah termasuk sosialisasi. Banyak juga media massa yang wawancara dari media cetak dan elektronik, itu juga sudah bentuk sosialisasi. Setelah penutupannya pun kita tetap lakukan arahan melalui media," imbuhnya.
Untuk mengantisipasi kemacetan lalu lintas, Dishub DKI Jakarta membagi daerah kerja antara sebelum dan sesudahnya. Pengendara sebelum daerah kerja kemudian dibagi lagi menjadi dua belahan yakni timur dan barat. Sehingga pengendara yang dari utara jika ingin ke arah Jalan Satrio, bisa melalui belahan timur yakni Tugu Tani-Jalan Menteng Raya-Jalan Rasuna Said. Sementara untuk belahan barat bisa melalui Jalan Budi Kemuliaan-Tanahabang-Jalan Mas Mansyur-Jalan Satrio.
"Sementara pengendara yang berada sesudah daerah kerja dan terjebak bisa melalui Semanggi dan berputar ke Sahid baru ke Jalan Satrio," ujarnya.
Untuk membantu masyarakat, sebanyak 200 personil gabungan dari Dishub DKI Jakarta dan kepolisian dikerahkan. Mereka disebar di titik-titik pengalihan.
Pihaknya berjanji akan mengevaluasi penutupan akses jalan tersebut. Jika rambu-rambu yang dipasang dirasa masih kurang, juga akan diperbanyak. "Seperti Jalan Bek Murad yang sangat ramai dikunjungi. Tetapi itu pantas untuk kendaraan kecil saja seperti motor, tidak untuk kendaraan besar," tegasnya.
Untuk pembangunan pondasi jalan layang sendiri rencananya ada 98 titik akan dibor. Dengan rincian sisi barat 40 titik, tengah 18 titik, dan sisi timur 40 titik. Untuk memaksimalkan pengerjaan, Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta akan melakukan pengerjaan pada siang dan malam hari, sehingga target pondasi selesai tiga bulan sesuai dengan rencana.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Ery Basworo, menjelaskan dalam satu hari pihaknya dapat melakukan pengeboran tiga sampai empat titik, dengan menggunakan dua alat bor yang disediakan. "Kita memang memerlukan ruang yang luas untuk melakukan pengeboran ini. Sehingga pengerjaannya bisa maksimal," kata Ery.
Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, menegaskan Jalan Satrio tidak ditutup melainkan hanya menutup akses dari Jalan Sudirman menuju Jalan Satrio. "Saya ada pertanyaan kecil Jalan satrio ditutup tidak? nggak kan. Jadi yang ditutup itu dari Jl sudirman masuk ke Jalan Satrio," kata Fauzi kepada wartawan.
Ia meminta agar masyarakat cermat dengan sosialisasi yang dilakukan terkait dengan penutupan akses Jalan Satrio ini. Bagi masyarakat yang biasa menggunakan jalur tersebut, bisa melalui delapan jalur alternatif yang telah disediakan oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta. "Jadi saya ingin mohon bantuan Anda semua untuk meluruskan berita-berita yang kurang tepat terutama di sosial media yang mengatakan Jalan Satrio ditutup full. Saya minta bantuan, tolong sampaikan kepada masyarakat hanya ini yang ditutup karena kita butuh untuk pengeboran," jelasnya.
Fauzi berjanji penutupan akses jalan ini, maksimal hanya akan dilakukan selama 3 bulan. Begitu pengeboran selesai dilakukan maka akses jalan akan kembali dibuka dan dapat dilintasi oleh pengendara kembali. Nantinya akan ada tiang pancang yang berada di tengah jalan, sehingga terjadi perubahan arus di tikungan.
"Jika pengerjaan bisa lebih cepat maka akan dipercepat, tapi jadwalnya 3 bulan. Dan mudah-mudahan jadwal yang kita tetapkan 3 bulan itu bisa kita pegang. Ada tiang yang tingginya mencapai 18 meter akan dipasang di tengah-tengah tikungan, jadi itu akan merubah sedikit arus lalu lintas" jelasnya.
Jalan alternatif juga sudah disediakan oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta. "Saya lihat dari ujung Jalan Sudirman setiap 30 meter ada pemberitahuan yang bertuliskan “Silakan Anda lewat jalan ini karena sedang ada pengerjaan pengeboran," tandasnya. (red/*bjc)
Selasa, April 12, 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar