JAKARTA, M86 - Hujan deras yang kemarin sore mengguyur Jakarta berimbas pada amblesnya tanah di perkampungan warga di RW 4 Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Sebanyak 21 rumah warga terkena imbas dari peristiwa tersebut.
10 Rumah di RT 11 ambles di bagian belakang atau dapur dan kamar mandi. Sementara 11 rumah di RT 8 dan 12 retak-retak di bagian dindingnya. Seluruh rumah itu berbatasan dengan Apartamen Kalibata City. Pagar pembatas setinggi 2 meter yang memisahkan apartemen dengan perkampungan warga juga ikut ambles.
Tidak ada korban jiwa akibat insiden ini. Namun, sejumlah warga mengungsi ke tempat lebih aman. Sebanyak 23 KK mengungsi ke sebuah mushola.
Kejadian amblesnya pagar pembatas tersebut terjadi pada Senin (25/7), kemarin, usai azan maghrib. Saat itu hujan deras tengah mengguyur dan akibatnya tanah ambles sedalam 3 meter karena terkikis air.
Pantauan di lapangan, peralatan dapur di rumah yang amblas tampak berserakan di tanah. "Enggak tahu kejadiannya, tiba-tiba rubuh sampai perabotan dapur jatuh ke bawah," ujar salah satu warga, ibu Surya, yang rumahnya ikut rusak di lokasi, Selasa (26/7).
Rumah yang kerusakannya paling parah terjadi pada rumah milik ibu Sri. Salah satu kerabat ibu Sri, Tugimin, mengaku sebenarnya warga sudah lama mengeluhkan tanah dan rumah yang retak-retak akibat pengerukan yang dilakukan PT Pradani Sukses Abadi selaku pengembang apartemen. "Sebelumnya sudah retak, warga juga sudah melapor kepada RT setempat," tuturnya.
Pagi ini, perwakilan warga telah berdialog dengan pengembang Apartemen Kalibata City di mushola setempat. Warga berniat menuntut pengembang apartemen untuk memberikan ganti rugi.
"Saya sebagai perwakilan warga di sini RW 4 meminta kebijakan dari pihak pengembang untuk segera mengatasi warga yang menjadi korban. Karena warga yang menjadi korban ini tidak berdaya," kata Wakil Ketua RW 4, Ahmad, usai pertemuan.
Minta Ganti Rugi Rp 15 Juta/Meter
Sementara itu 10 Rumah di RW 4 Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan ambles karena hujan deras yang mengguyur Jakarta kemarin sore. Warga pun menuntut ganti rugi Rp 15 juta/meter kepada pengembang Apartemen Kalibata City, PT Pradani.
"Kita tidak mau kalau diperbaiki. Kita maunya ganti rugi Rp 15 juta/meter untuk setiap rumah," kata perwakilan warga yang sebagian rumahnya ambles, Didi, Selasa (26/7).
Didi yang ditemui tengah berjalan ke rumahnya yang ambles. Mukanya terlihat sedih tapi ketika ditanya perihal rumahnya yang ambles, ia langsung berbicara berapi-api.
Ia dan dua puluh satu warga lainnya khawatir bila rumahnya hanya diperbaiki maka suatu waktu bisa ambles lagi. Mereka menginginkan ganti rugi agar bisa mencari tempat tinggal lainnya.
"Kita jelas dirugikan baik materil maupun moril. Kita minta para pengembang tanggung jawab. Pembangunan apartemen itu sebelumnya tidak ada musyawarah dengan warga. Kami sangat merasa dirugikan," ujarnya dengan nada tinggi.
Seorang pegawai dari PT Pradani, Benny, ketika ditemui pun terkesan menghindar. Ia hanya menjawab pertanyaan dengan singkat kemudian berlalu.
"Nanti kita akan ganti rugi yaitu dengan rumah yang ambles itu akan kita perbaiki. Sementara penghuninya dicarikan kontrakan yang layak," imbuh Benny tanpa menjelaskan lebih lanjut lokasi kontrakan yang ia maksud.
10 Rumah di RT 11 ambles di bagian belakang atau dapur dan kamar mandi. Sementara 11 rumah di RT 8 dan 12 retak-retak di bagian dindingnya. Seluruh rumah itu berbatasan dengan Apartamen Kalibata City. Pagar pembatas setinggi 2 meter yang memisahkan apartemen dengan perkampungan warga juga ikut ambles.
Tidak ada korban jiwa akibat insiden ini. Namun, sejumlah warga mengungsi ke tempat lebih aman. Sebanyak 23 KK mengungsi ke sebuah musala. Kejadian amblesnya pagar pembatas tersebut terjadi pada Senin (25/7), kemarin, usai azan maghrib. Saat itu hujan deras tengah mengguyur dan akibatnya tanah ambles sedalam 3 meter karena terkikis air. (red/*dtc)
Selasa, Juli 26, 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar