Kamis, November 05, 2009

Mushola Dibiarkan Berdiri di Pinggir Saluran Air

JAKARTA, MP - Kendati menjadi langgaran banjir saat hujan turun, warga yang bermukim di RT 4/8, Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasarminggu, Jakarta Selatan, tetap mempertahankan bangunan mushola yang berdiri tepat di pinggir saluran air. Padahal, adanya bangunan mushola berakibat terjadinya penyempitan saluran air.

Sejumlah warga setempat mengaku mushola yang berdiri di tepi saluran air itu merupakan mushola yang sengaja didirikan para penghuni bedeng-bedeng pemulung dan pengais sampah yang tinggal tak jauh dari mushola tersebut. Bahkan, warga memperkirakan itu telah berdiri sekitar sepuluh tahun lalu.

Ironisnya, tepat di sebelah bangunan mushola yang terbuat dari material papan dan triplek itu, juga terdapat tempat pembuangan dan pembakaran sampah. Bahkan, beberapa sampah terlihat tercecer dan sebagian jatuh ke saluran air tersebut.

Suasana sekitar semakin semrawut dengan keberadaan belasan rumah semi permanen yang terbuat dari bilik dan papan, sehingga kesan kumuh daerah itu semakin terasa. “Setiap hujan besar datang, bedeng-bedeng dan mushola itu pasti kebanjiran. Mushola itu milik penghuni bedeng yang tinggal di situ. Bahkan, setiap kali Lebaran Haji, kami pasti membagi-bagikan daging kurbannya ke daerah itu," jelas Rohendi, warga RT 4/8, Kelurahan Jatipadang, Jaksel, Kamis (5/11).

Camat Pasarminggu, Sudiyanto Mihardja, mengatakan, pihaknya akan mengecek status kepemilikan bedeng dan mushola itu. Namun, sesuai aturan bangunan memang tidak diperkenankan berada di tepi saluran air.

“Kalau mendirikan bangunan setidaknya harus diatur antara bangunan dengan jarak saluran air, agar tidak berdekatan. Kita pasti ambil tindakan, tapi tidak boleh gegabah, karena ini menyangkut tempat ibadah. Jangan sampai timbul gejolak di masyarakat,” tegasnya. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails