Rabu, Februari 24, 2010

Waspada, Penjual Ayam Tiren Marak

JAKARTA, MP - Petugas Suku Dinas (Sudin) Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan menghimbau masyarakat agar lebih berhati-hati saat membeli ayam. Pasalnya, ayam mati kemarin (Tiren) marak dijual di pasar-pasar. Buktinya, petugas berhasil membekuk Dalisa (54) penjual ayam tiren (mati kemarin-red) di Jalan Pluis RT 003/14, Gorogolutara, Kebayoranlama, Jakarta Selatan, Rabu (24/2).

Dari tangan pelaku, petugas berhasil mengamankan sedikitnya 27 ekor ayam tiren untuk kemudian dijadikan barang bukti atas kasus ini. Guna mempertanggungjawabkan perbuatannya, oleh petugas Sudin Peternakan dan Perikanan, pelaku kemudian digiring ke Polsek Kebayoranlama untuk menjalani pemeriksaan.

Kepada petugas, Dalisa mengaku mengambil ayam-ayam tiren tersebut dari tempat sampah di Tempat Penampungan Ayam (TPNA) milik Wuriyanto yang lokasinya tidak jauh dari lokasi penangkapan pelaku. Dia mengambil ayam-ayam tiren tersebut setiap tiga atau empat hari sekali. “Setiap ambil bisa dapat 10 sampai 15 ekor. Setelah itu dibawa pulang untuk dibersihkan,” ujar Dalisa, Rabu (24/2).

Dia juga mengaku telah dua tahun lebih menekuni profesi terlarang itu. Setiap satu ekor ayam tiren dihargai sebesar Rp 3.000. Ia menambahkan, hanya memiliki satu pelanggan saja, dan itu pun digunakan untuk keperluan pakan lele oleh si pelanggan tersebut. "Saya ambil ayam tiren saat pagi di tempat sampah, tapi dicari yang masih bagus," tutur pria asal Klaten, Jawa Tengah tersebut.

Dalisa tertangkap basah oleh petugas, sesaat setelah tim Pengawasan dan Pengendalian (Wasdal), Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan mengintainya sejak dua Minggu lalu. Setelah melakukan pengintaian, kemudian salah satu anggota tim melakukan penyamaran dengan berpura-pura sebagai pembeli saat pelaku kedapatan membawa ayam tiren dan hendak memotongnya.

"Tim kita sudah melakukan pengintaian sebelumnya dan akhirnya pelaku tertangkap basah. Kemudian pelaku kita amankan di kantor walikota sebelum pihak kepolisian datang," jelas Nurhasan, Kepala Seksi Wasdal Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan.

Nurhasan mencurigai, kemungkinan pelaku memiliki sindikat penjualan ayam tiren di Jakarta. Dia tidak percaya begitu saja keterangan pelaku yang mengaku hanya memiliki seorang pelanggan. Ia meyakini, pelaku masih memiliki pelanggan lainnya yang merupakan pedagang makanan seperti, tukang mie ayam atau ayam goreng yang dijual di pinggir jalan dengan harga murah.

Menanggapai tentang lemahnya pengawasan pembuangan ayam tiren di TPNA, Nurhasan mengatakan, telah melakukan sosialisasi kepada para pemilik TPNA tentang penanganan terhadap ayam mati. "Kita sudah sosialisasikan. Kalau membuang ayam mati harus disiram minyak tanah dan dicacah terlebih dahulu," jelasnya.

Nurhasan juga menambahkan, dalam kasus ini, terdapat indikasi pelaku mencuri ayam-ayam tersebut tanpa sepengetahuan dari pemilik TPNA. Ketika ayam yang didatangkan dengan mobil boks tiba, pasti terdapat satu atau dua ayam yang mati, lalu ayam yang mati itu dipisahkan oleh pemilik TPNA. "Pemilik mengaku belum sempat melakukan prosedur terhadap ayam mati tersebut pada pagi hari. Penanganan ayam mati biasanya dilakukan pada malam hari. Sedangkan pelaku mengambil ayam-ayam tersebut pada pagi hari,” katanya.

Kasus ini, kini telah dilaporkan kepada pihak kepolsian untuk ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Untuk mencegah peristiwa serupa tidak kembali terulang, Nurhasan berjanji akan melakukan pengawasan secara terus menerus terhadap peredaran ayam tiren di pasaran. "Kita tidak berwenang menangani kasus ini, makanya kita serahkan ke kepolisian. Kita tinggal menunggu proses selanjutnya saja," tandasnya. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails