Pantauan beritajakarta.com di lapangan, dari 15 ribu meter persegi lahan yang akan digunakan untuk RPA, saat ini baru 6.000 meter persegi saja yang telah siap. Sedangkan sisanya, seluas 9.000 meter persegi masih dalam tahap pengukuran. Sehingga sampai saat ini RPA belum bisa difungsikan. Jika difungsikan maka RPA Petukanganutara ini mampu memotong sekitar 18 ribu ekor ayam per hari atau sekitar 750 ekor ayam per jam. "Sampai saat ini RPA yang ada masih belum dapat dimanfaatkan," ujar Chaidir Taufik, Kepala Suku Dinas (Sudin) Perternakan dan Perikanan Jakarta Selatan, Selasa (27/4).
Kendati begitu, ia memprediksi bahwa pada pertengahan Mei mendatang, sebagian pedagang sudah masuk dan menggunakan RPA tersebut. Sedangkan untuk keseluruhan bangunan diprediksi akan rampung pada akhir tahun ini. Di Jakarta Selatan sendiri, pedagang di sekitar wilayah Pesanggrahan akan menjadi fokus utama relokasi tersebut. "Pemindahan pedagang dilakukan secara bertahap. Mudah-mudahan pindahnya pedagang di sekitar lokasi RPA bisa menjadi contoh untuk pedagang lainnya," kata Chaidir.
Lebih jauh Chaidir mengungkapkan, hingga saat ini, belum semua pedagang ayam di Jakarta Selatan yang menyatakan setuju untuk pindah ke RPA Petukanganutara. Meski begitu, Chaidir menegaskan, pihaknya tidak putus asa dan terus melakukan sosialisasi relokasi RPA kepada pedagang ayam di Jakarta Selatan. "Pro kontra memang ada, namun kita juga memberikan pengertian kepada para pedagang," ucapnya.
Ia menambahkan, pedagang perlu mengetahui bahwa peralatan yang disediakan di RPA jauh lebih bersih, aman dan modern untuk melakukan pemotongan. Selain itu, ayam potong yang keluar dari RPA nantinya akan terlebih dahulu didingingkan. Karena daging ayam akan lebih awet jika dalam keadaan dingin. "Jika di tempat pemotongan yang sekarang, kebersihan ayam potong tidak terjamin. Karena keadaan tempat potong yang kurang bersih," tandasnya. (red/*bj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar